Sudah 5 Bayi Tewas Terpapar Asap, Kebakaran Hutan Belum Padam Juga, KPAI: Pemerintah Harus Bertanggung Jawab!

Sudah 5 Bayi Tewas Terpapar Asap, Kebakaran Hutan Belum Padam Juga, KPAI: Pemerintah Harus Bertanggung Jawab!

Pelajar berjalan di depan gedung sekolah yang diselimuti kabut asap.

Sabtu, 10 Oktober 2015 07:05 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 15 bayi terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Lima di antaranya dilaporkan tewas akibat terpapar asap kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

"Banyak sekali data yang masuk ke posko layanan pengaduan KPAI, lebih dari 15 bayi menderita ISPA dan sudah keracunan dan lebih dari lima bayi yang sudah dinyatakan meninggal akibat asap tersebut," kata Kepala Divisi Sosialisasi KPAI, Erlinda, di Gedung KPAI, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2015). Erlinda meminta pemerintah bertanggung jawab atas pelanggaran hak anak. Dia juga meminta Kementerian Kesehatan untuk memberikan masker yang sesuai dan memadai untuk menangkal partikel bahaya. "Bukan masker yang biasa saja yang cuma menutup, tapi partikel bahaya masih bisa masuk ke dalam rongga pernafasan dan lainnya, terutama kepada bayi," tuturnya.

Erlinda mengatakan, seharusnya bayi-bayi di daerah yang terpapar bencana asap dievakuasi ke tempat-tempat yang aman, seperti rumah sakit yang memang menyediakan fasilitas kesehatan jika diperlukan.

KPAI berencana akan menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) demi mengkampanyekan perlindungan kesehatan anak Indonesia yang bebas dari asap. "Program yang paling nyata adalah kami akan menanam pohon sebagai simbol bahwa hutan-hutan harus dikembalikan lagi fungsinya ke asalnya dan itu juga tanggung jawab dari negara," ujarnya.

DARURAT ASAP: Duh, Anak-anak Tak Pakai Masker Standar

Pemerhati anak, Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto, meminta Menteri Kesehatan menetapkan standar untuk masker yang dipakai di daerah kabut asap.

Sebab, menurut Kak Seto, banyak warga yang menggunakan masker tidak sesuai standar, terutama anak-anak dan balita.

"Beberapa waktu yang lalu, saya ke Palembang dan melihat sendiri keadaan bayi-bayi di sana. Mereka tidak dipakaikan masker khusus, cuma masker tipis yang memungkinkan partikel-partikel asap masih bisa masuk ke dalam rongga pernapasan mereka," tutur Kak Seto di Gedung Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, (9/10/2015)

Kak Seto mengatakan, seharusnya anak-anak dan bayi yang terdampak bencana asap mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Soalnya, mereka lebih rentan terhadap bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh bencana asap itu. Dia mengaku sudah menyampaikan hal itu kepada pemerintah daerah setempat untuk turun tangan memberi tempat aman untuk mengungsi dan memberikan masker dengan kualitas dan standar yang tepat.

"Saya harap Menkes menetapkan masker yang betul-betul standarnya sehingga tidak ada perbedaan interpretasi soal standar kualitas masker," katanya.

Kak Seto menyesalkan bencana asap terus berulang dan membahayakan kesehatan generasi penerus. Dia meminta agar pemerintah dan warga Indonesia tidak saling menyalahkan, tetapi lebih pada bagaimana upaya mencari solusi agar bencana asap semacam ini tak terulang. ***

(Farid Mansyur)
Sumber:Tempo.co
wwwwww