Ini Pesawat Malaysia yang Dikirim untuk Memadamkan Kebakaran Hutan Indonesia

Ini Pesawat Malaysia yang Dikirim untuk Memadamkan Kebakaran Hutan Indonesia

Pesawat Amfibi Bombardier CL415. (foto: wikipedia.org)

Sabtu, 10 Oktober 2015 07:27 WIB
KUALA LUMPUR, POTRETNEWS.com - Malaysia akan mengirimkan sebuah pesawat amfibia Bombardier CL415MP ke Indonesia. Pesawat ini digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap pekat selama berminggu-minggu. Kabur asap tersebut melintasi perbatasan, termasuk di Malaysia dan Singapura.

Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan bantuan tersebut dikirimkan menyusul permintaan Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak. "Presiden Indonesia telah meminta bantuan melalui Perdana Menteri untuk memadamkan kebakaran di sekitar Palembang, Sumatera Selatan. Perdana Menteri juga telah memerintahkan saya untuk melaksanakan koordinasi bantuan," kata Hishammuddin, seperti dikutip berbagai media lokal di Kuala Lumpur, Jumat (9/10/2015).

"Saya telah berkomunikasi dengan rekan sejawat di Indonesia, (Menteri Pertahanan) Ryamizard Ryacudu. Untuk saat ini fokus bantuan yang diminta melibatkan sebuah pesawat yang mampu memadamkan kebakaran di kawasan yang luas," katanya.

Hishammuddin menambahkan pesawat bombadir CL415MP dimiliki Badan Penegak Hukum Maritim Malaysia. Kapasitasnya mampu menjatuhkan 6.137 liter air dalam tempo 12 detik ketika terbang pada kecepatan 130 kilometer per jam.

Dalam sidang kabinet pada Rabu (7/10/2015), Presiden Jokowi mengumumkan kesediaan menerima bantuan internasional untuk menanggulangi kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Bantuan yang diperlukan adalah bom air dan pembenihan awan, mengingat kawasan yang terkena dampak kali ini jauh lebih luas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dampak kabut asap telah merenggut korban jiwa. Pada Selasa, 6 Oktober 2015, bayi 28 hari bernama Muhammad Husen Saputra meninggal lantaran mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Bayi ini sempat menjalani perawatan di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kematian bayi tersebut sedang dipastikan apakah benar karena asap atau faktor lain. "Saya sangat berhati-hati mengatakan kalau ia meninggal akibat asap, biar dokter yang jawab," ujar Alex, Kamis, 8 Oktober 2015.

Menurut Alex, meski penderita ISPA di Palembang mencapai 28 ribu orang, harus dilihat betul apakah mereka menderita ISPA karena kabut asap. "Terhitung sejak Januari sampai Agustus penderita mencapai 26 ribu, sejak Agustus sampai sekarang bertambah 2.000 penderita." ***

(Farid Mansyur)
Sumber:Tempo.co
wwwwww