Objek Wisata Sejarah Lubang Kalam di Kuok Kampar; Penghubung Riau-Sumbar yang Kini Terlupakan

Objek Wisata Sejarah Lubang Kalam di Kuok Kampar; Penghubung Riau-Sumbar yang Kini Terlupakan

Lubang Kalam di daerah Marangin, Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar, Riau.

Selasa, 16 Februari 2016 11:24 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Bagi warga Riau ataupun Sumatera Barat tempat ini tentu tidak asing. Tempat ini menjadi saksi sejarah perkembangan antara Provinsi Riau dan Sumatera Barat (Sumbar). Lubang Kalam terletak di daerah Marangin, Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar, Riau. Tempat ini terletak di jalan lintas barat yang sudah tidak di gunakan lagi. Apalagi saat ini tempat ini memiliki potensi untuk menjadi objek wisata.

Lubang ini bukan seperti lubang biasa yang hanya memiliki panjang tertentu. Lubang ini merupakan sebuah terowongan jalan menembus bukit sebagai jalan lintas barat antara Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Lubang yang berarti lubang dan kalam yang berarti gelap. Karena terowongan yang gelap pula maka dikatakan kalam (bahasa Minang).

Walaupun begitu awal ketika masuk mungkin terkesan seram, tetapi setelah kita jalani, perasaan takut tadi hilang seketika. Terowongan ini di bangun pada tahun 1929 sesuai yang tercetak pada atas terowongan.

Pada saat itu pula, lubang kalam menjadi satu satunya penghubung antara provinsi Riau dan Sumatera Barat. Berdasarkan sejarah, lubang ini di bangun oleh Jepang ketika menjajah Indonesia. Apalagi walau tidak lama menjajah Indonesia, namun jepang cukup keji saat itu di bandingkan dengan Belanda.

Melalui lubang ini juga berbagai sembako dan kebutuhan masyarakat di distribusikan dari Sumatera Barat ke Riau. Apalagi beras, sayur mayur, cabe, ataupun bahan bahan semen merupakan bahan – bahan paling penting dari Sumatera Barat. Sebaliknya barang – barang impor, elektronik dari negara tetangga di distribusikan ke Sumatera Barat melalui Riau.

Lalu lalang di lubang penghubung ini bukan hanya untuk kebutuhan komiditi sehari – hari saja. Jika musim liburan tiba, maka tak heran banyak kendaraan yang lalu lalang, karena banyaknya masyarakat Riau yang berliburan ke Sumatera Barat. Mengingat lubang ini, tentu saja juga mengingat kendaraan – kendaraan pengangkut penumpangnya.

Merah Sari, gagak hitam, ANS, Sinar Riau, Gumarang dan beberapa bus lainnya. Bus – bus tersebut juga perlahan berhenti beroperasi semenjak lubang ini ditutup pada tahun 1995.

Lubang Kalam – PLTA Kotopanjang
Sama halnya dengan Lubang Kalam, Danau PLTA Kotopanjang yang berada di kawasan Lubang Kalam ini juga dibangun oleh Jepang. Banyak yang dibangun Jepang di Indonesia baik sebelum atau setelah Indonesia Merdeka. Begitu juga di Riau. Di antaranya Lubang Kalam dan pembangunan PLTA Kotopanjang.

Dengan kondisi Lubang Kalam di tahun 90 an, lubang ini tidak lagi berfungsi sebagai jalan lalu lintas karena sebagian jalan lintas di kawasan ini terendam oleh air Danau PLTA Kotopanjang. Air ini juga merendam banyak desa di sepanjang tepian kawasan ini. Sehingga maka lahirlah jalan baru untuk lintas barat.

Kini lubang yang tidak terpakai ini tetap kokoh. Bukit – bukit di sekitar juga terlihat masih utuh dengan banyak tetesan – tetesan air dari puncak bukit. Di dalam lubang memang terlihat gelap, dan di dalamnya banyak kawanan kelelawar, yang tentu saja menjadikan daya tarik buat pengunjung.

Lubang ini dibuka kembali oleh Pemerintah Kabupaten Kampar dan dijadikan objek wisata sejarah. Ini terlihat dari animo masyarakat yang ingin mengetahui sejarah dari lubang ini. Di tempat ini juga masyarakat bisa menyaksikan waduk/ bendungan PLTA Kotopanjang dan jalur airnya.

Tempat ini juga sering di jadikan tempat memancing oleh para wisatawan lokal. Apalagi di lokasi ini banyak terdapat ikan patin dan ikan baung, bahkan dengan ukuran tubuh lumayan besar. Untuk masuk ke tempat ini tidak di pungut biaya.

Jika Anda dari Pekanbaru, posisi Lubang Kalam berada sebelum jembatan Rantau Berangin dari arah Sumbar atau setelahnya dari arah Riau. Berbagai desa yang dilalui sebelum Lubang Kalam dari arah Sumbar melalui jalan lama yaitu Payakumbuh, Lubuk Bangku, Hulu Aia, Koto Alam, Lubuk Jantan, Manggilang, Pangkalan, Tanjung Balik Muara Mahat dan Lubang Kalam. Baru kemudian jembatan Rantau Berangin, Salo, Bangkinang, Kampar, jembatan Danau Bingkuang, Rimbopanjang dan Pekanbaru.

Nah buat teman – teman yang ingin ke provinsi tetangga, bisa singgah di sini kok…

Sumber:
a-pradana.net

Editor:
M Yamin Indra

Kategori : Wisata
wwwwww