Wisata di Balik Legenda Putri Tujuh di Dumail; Mitos Hantu Berganti Bandar Bakau

Wisata di Balik Legenda Putri Tujuh di Dumail; Mitos Hantu Berganti Bandar Bakau

Bandar Bakau di Situs Putri Tujuh Dumai.(foto: tripriau.com)

Jum'at, 22 Januari 2016 15:28 WIB
DUMAI, POTRETNEWS.com - Nuansa wisata bahari terasa berbeda di Kota Dumai, Provinsi Riau. Kota di Pesisir Timur Pulau Sumatera ini menyajikan Legenda Putri Tujuh di lokasi bernama Bandar Bakau. Kisah tentang Tujuh Putri dari Ratu Cik Sima dari Kerajaan Sri Bunga Tanjung memang melekat di lokasi tersebut. Suasana inilah yang hadir saat memasuki Kawasan Konservasi Bandar Bakau. Kita diajak untuk melihat kembali sepotong kisah tentang Pangeran Empang Kuala, yang punya kisah tragis di Bandar Bakau. Sebab murka ketika pinangannya ditolak satu dari Putri Tujuh, Mayang Mengurai.

Ketika menyusuri Titian di Situs Legenda Putri Tujuh tersebut, Kamis (21/1/2016), hamparan Hijau Daun Bakau ada di kiri dan kanan mengingatkan tentang kisah tapak peristiwa wafatnya pangeran peminang yang berhajat terhadap Putri Tujuh itu.

Awalnya Sang Pangeran masuk dari Muara Sungai Dumai bersama pasukannya. Ternyata ketika sedang rehat di rindangnya Pohon Bakau, ia malah tertimpa Buah Bakau yang dikendalikan kekeramatan Jin. Jin yang bersemayam di Hulu Sungai Dumai atau dikenal dengan Bukit Jin.

Kisah magis di Bandar Bakau tidak cuma itu saja. Pengelola Bandar Bakau, Darwis Mohammad Saleh bertutur dulunya masyarakat sekitar pernah percaya Mitos Hantu Bandar Bakau. Sehingga orangtua di sekitar Jalan Nelayan Laut, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat tidak mengizinkan anak-anak bermain di sana.

Namun perlahan Mitos Hantu di Bandar Bakau itu sirna. Terutama ketika pria 47 tahun ini menggagas berdirinya Perpustakaan Intan Payung di dalam areal Bandar Bakau. Ajang kreatifitas juga kerap digelar di lokasi ini.

Seperti Sanggar Seni dan Sekolah Alam yang dipayungi Pecinta Alam Bahari (PAB). Sekolah Alam sendiri sudah digagas sejak Oktober 2010. Para siswa setiap hari Minggu diajak untuk lebih dekat dengan Alam. Ada juga Festival Layang-Layang yang rutin digelar setiap tahun.

Lokasinya sendiri berjarak 3 KM dari pusat kota. Bisa dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Lalu akses jalan ke lokasi sudah cukup mulus. Setelah ada proyek pembangunan jalan beton rigid di Jalan Nelayan Laut, Kota Dumai pada 2014 silam.

Bandar Bakau memiliki luas mencapai 20 Hektar hingga batas timpas surut terendah Muara Sungai Dumai.

Luas Bandar Bakau diakui Darwis awalnya hanya 2,5 Hektar. Areal Konservasi tersebut dideklarasikan pada tahun 1999 oleh sejumlah tokoh masyarakat bersama pemerintah daerah setempat, sebagai upaya Konservasi Bakau di Muara SungaiDumai.

Posisi Bandar Bakau berhadapan langsung dengan Perairan Selat Rupat, Kabupaten Bengkalis. Maka pemandangan laut dan sejumlah kapal yang melintas jadi sensasi tersendiri ketika berkunjung ke Bandar Bakau. Apalagi tersedia Titian yang menghadap laut.

Merah dan Bosing
Kemudian saat melangkah di Bandar Bakau mesti berhati-hati. Sebab cukup banyak Ular Bakau hidup di sini. Ada juga satwa lain seperti Kera Ekor Panjang, Burung Punai, serta Kepiting Bakau.

Pengunjung Bandar Bakau, Fatma Hasvarina mengaku lokasi ini cukup menarik. Wanita 24 tahun asal Pasaman, Provinsi Sumatera Barat mengetahui Bandar Bakau dari satu akun rekannya di jejaring sosial. Sehingga pegawai honorer tersebut rela datang ke Kota Dumai untuk melihat langsung Bandar Bakau.

Apalagi suasana di Bandar Bakau sangat sunyi. Jauh dari kebisingan Kota Dumai yang dikenal sebagai satu Kota Industri. Untuk menikmati suasana ini, tidak perlu merogoh kocek sangat dalam. Sebab setiap satu pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 5000.

Bisa Ikut Adopsi Pohon Bakau
Selain berwisata, sejumlah kegiatan unik bisa dilakukan di Bandar Bakau. Seperti menabung di Bank Mangrove, ikut belajar budidaya Bakau, serta melihat langsung proses rehabilitasi Hutan Bakau. Bahkan pengunjung bisa ikut menanam Bibit Bakau dan mengadopsi Pohon Bakau.

Hal ini terlihat, ada sejumlah pohon yang memang ditanam oleh para pengunjung. Mereka yang ikut menanam bisa menyamatkan nama di depan Bibit Pohon Bakau. Sebagai tanda ikut dalam pelestarian Bakau di Kota Dumai.

Ketua Pecinta Alam Bahari (PAB), Darwis Mohammad Saleh mengatakan bahwa sejumlah wisatawan yang juga pecinta alam, terutama dalam luar negeri juga ikut menanam Bibit Bakau di lokasi konservasi. Seperti dari Belgia, Swiss, Australia, Prancis, Amerika Serikat, Malaysia dan Thailand.

Saat ini, Darwis bersama PAB terus berupaya mengembangkan Titian untuk menyusur Bandar Bakau. Secara swadaya mereka melakukan pengendalian Limbah Kota. Baik berupa Limbah Otomotif, Limbah Kaca dan Limbah Kayu Sisa.

Sejak awal Januari 2016, mereka menggunakan Ban Bekas untuk menjadi tumpuan dari Titian menyusuri Bandar Bakau. Sedangkan Kayu Bloti dan papan menjadi pijakan dari Titian. Ada juga Aquarium bekas yang diupayakan sebagai wadah ikan endemik seperti Ikan Lopak. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Wisata
Sumber:Tribunpekanbaru.com
wwwwww