Asal Muasal Nama Jalan Para Datuk di Kabupaten Siak

Asal Muasal Nama Jalan Para Datuk di Kabupaten Siak

Jalan Datuk Kampar berlatar Istana Siak. (foto: silvia/detikTravel)

Minggu, 18 Oktober 2015 00:43 WIB
SIAK SRI INDRAPURA, POTRETNEWS.com - Saat berwisata ke Kabupaten Siak di Riau, kita akan sering menjumpai nama jalan raya berupa nama orang dengan gelar datuk. Mereka bukan orang sembarangan lho, melainkan orang super penting dalam sejarah Kesultanan Siak. Kesultanan Siak didirikan pada 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah (berkuasa 1723-1746), putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Pada 1750, Raja Buang Asmara yang jadi Sultan Siak II (berkuasa 1746-1765) memindahkan ibukota kerajaan dari Buantan ke hulu Sungai Siak. Saat itulah Kerajaan Siak bernama Kerajaan Siak Sri Indrapura. Siak Sri Indrapura masa kini adalah nama Ibu Kota Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kota ini dapat dicapai lewat jalur darat atau menghiliri Sungai Siak dari Pekanbaru menggunakan kapal cepat dengan waktu 2-3 jam.

Saat detikTravel menjelajah Siak, dijumpailah nama-nama jala raya di sekitar Istana Kesultanan Siak yang menggunakan nama datuk. Misalnya, ada nama Jl Datuk Lima Puluh, Jl Datuk Kampar dan Jl Datuk Pesisir.

Selidik punya selidik dari berbagai informasi yang dihimpun, rupanya itu adalah nama para pembesar Kesultanan Siak pada zaman dahulu yang tergabung dalam Dewan Kerajaan yang diangkat oleh Raja Kecil. Dewan Kerajaan berfungsi sebagai pelaksana pemerintahan dan penasihat utama sultan.

Dewan Kerajaan terdiri dari empat orang dari Pagaruyung, yakni Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir, dan Datuk Kampar, ditambah dengan Datuk Laksamana. Nama datuk-datuk tersebut sekarang diabadikan menjadi nama-nama jalan di dekat Istana.

Dewan Kerajaan merupakan lembaga tertinggi dalam kerajaan. Dewan inilah yang berwenang dalam menentukan pengganti sultan. Sistem tersebut berlangsung hingga tahun 1784, ketika Sultan Yahya yang jadi Sultan Siak VII mengakhiri masa jabatannya.

Selain itu, ada juga pembesar-pembesar kerajaan yang bertugas membantu Sultan, terdiri dari Panglima Perang, Datuk Hamba Raja, Datuk Bintara Kiri, Datuk Bintara Kanan, dan Datuk Bendahara. Sedangkan pemerintahan di daerah-daerah dipegang Kepala Suku yang bergelar Penghulu, Orang Kaya, dan Batin.

Jalan-jalan ke Kabupaten Siak, wisatawan bisa melihat berbagai peninggalan sejarah kesultanan yang menarik. Dengan kisah semenarik ini, kita jadi tidak penasaran dari mana nama-nama jalan raya di Kabupaten Siak berasal. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Wisata
Sumber:Detik.com
wwwwww