Berhari Raya ke Rumah Adat Cut Meutia

Berhari Raya ke Rumah Adat Cut Meutia

Pengunjung melihat lukisan Cut Meutia di rumah pahlawan nasional Cut Meutia di Desa Beringen Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Kamis (24/9/2015). Rumah ini ramai dikunjungi saat hari raya seperti Idul Adha tahun ini.

Jum'at, 25 September 2015 05:22 WIB
ACEH UTARA, POTRETNEWS.com - Tiga remaja tanggung duduk santai di bagian depan jalan Desa Beuringen Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Kamis (24/9/2015). Mereka memberikan tiket parkir untuk pengunjung yang akan memasuki rumah pahlawan nasional Cut Meutia, srikandi Aceh yang namanya kesohor berkat perjuangannya melawan penjajah Belanda tempo dulu. Sore itu, semilir angin menggoyang pohon pinus yang menjulang di sekitar rumah. Rumah panggung khas Aceh itu menjadi pesona utama. Di bagian depan rumah terdapat prasasti tentang wafatnya Cut Meutia pada 25 Oktober 1910 di Pucok Krueng Keureuto, Aceh Utara. Makamnya juga berada di hujung sungai Keureuto terpaut sekitar 200 kilometer dari rumah itu.

Sebagian pengunjung terlihat duduk santai dan berfoto di depan rumah itu. Sebagian lagi berfoto di bangunan lainnya. Mereka berhari raya di rumah Cut Meutia. Di kompleks rumah adat ini, terdapat tiga tempat penyimpanan padi, dan satu lesung penumbuk padi. Selain itu, terdapat pula satu balai rapat dan monumen kegigihan perjuangan Cut Meutia yang dibangun secara permanen.

Sayangnya bagian dalam rumah utama tidak terdapat benda peninggalan Cut Meutia. Rumah itu terdiri dari dua kamar, selebihnya kosong, layaknya ruang tamu dan ruang rapat. Beberapa foto dan susunan keturunan Cut Meutia terlihat kusam di sana. Hanya satu lukisan terbaru berukuran besar di dalam rumah itu. Tidak ada guci, rencong atau senjata tradisional Aceh lainnya yang disimpan di rumah itu.

Salah seorang pengunjung, Ruhamah menyebutkan seharusnya pemerintah melengkapi koleksi benda bersejarah di rumah itu. Sehingga, daya tarik rumah itu semkain memikat pengunjung. Selain itu, ketangguhan Cut Meutia saat melawan Belanda harus tercermin dari benda yang disimpan di rumah itu.

"Jika tidak pengunjung tak bisa merasakan betapa hebatnya Cut Meutia memimpin pasukan melawan Belanda. Bagi kami, dia srikandi Aceh yang menjadi teladan sepanjang massa," ujar Ruhamah.

Seorang penjaga rumah itu, Muslem menyebutkan pengelolaan rumah itu di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Juga, berada di bawah Kementerian Pariwisata.

"Saat lebaran Idul Adha seperti ini pengunjung bisa ribuan. Jika hari biasa hanya satu atau dua orang saja. Akhir pekan adalah puluhan pengunjung," ujar Muslem.

Dia menyebutkan pengunjung umumnya senang berfoto di kompleks rumah itu. Pasalnya, rumah itu sangat rimbun dengan aneka pohon. Selain itu, bentuknya rumah khas Aceh mulai langka di era modern saat ini.

"Semua bangunan seperti disain dalam rumah, krong (tempat penyimpanan padi), kolam, balai dan lesung itu diadopsi dari kondisi nyata ketika Cut Meutia menempati rumah ini tempo dulu," tutur Muslem.

Ingin melihat rumah salah satu srikandi terbaik Indonesia, maka berkunjunglah ke rumah adat Cut Meutia.***

(M Yamin Indra)
Kategori : Wisata
Sumber:Kompas.com
wwwwww