Mantan Ketua Umum DPP KNPI: Penangkapan Aktivis HMI Bentuk Anarkisme Politik dan Bagian dari Gerakan ”Bela Ahok”

Mantan Ketua Umum DPP KNPI: Penangkapan Aktivis HMI Bentuk Anarkisme Politik dan Bagian dari Gerakan ”Bela Ahok”

Ahmad Doli Kurnia.

Selasa, 08 November 2016 20:20 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com – Mantan Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Ahmad Doli Kurnia menilai peristiwa tangkap paksa yang dilakukan kepolisian terhadap ketua umum, sekretaris jenderal, dan dua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bentuk anarkisme politik. "Pencidukan tanpa dasar dan dilakukan secara ’brutal’ dengan mengepung Sekretariat PB HMI menunjukkan bahwa Kepolisian sudah menjadi bagian dari permainan politik pemerintahan Jokowi yang memang tidak menyukai gerakan Bela Islam yang sudah semakin meluas," kata Ahmad Doli Kurnia, yang juga pernah menjabat Sekjen PB HMI 1999-2001 melalui pesan singkat, Selasa (8/11/2016).

Menurut Doli, tindakan yang dilakukan kepolisian merupakan wujud nyata keberpihakan dan sudah masuk pada bagian dari gerakan ”Bela Ahok”.

Doli mengatakan aparat sedang ingin memecah dan melemahkan kekuatan gerakan ”Bela Islam” yang menuntut ”Tangkap Ahok” dengan pengalihan isu.

"Kemarin dengan isu akan menjadikan Bun Yani sebagai tersangka, sekarang pimpinan HMI ditangkap paksa. Apa salah HMI sehingga pimpinannya harus ditangkap? Apa di negara ini tidak boleh lagi ada anak-anak mahasiswa yang melakukan unjuk rasa membela kebenaran dan keyakinannya?" kata Doli Kurnia.

Doli menilai polisi tak perlu buru-buru menangkap Pimpinan HMI, tetapi menelusuri ucapan Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Muhammad Iriawan yang diduga melakukan provokasi.

"Dengan sikap seperti itu, artinya pemerintah Jokowi sedang menarik 'Keluarga Besar HMI' untuk ikut masuk bertarung ke gelanggang politik," kata Doli.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menghimpun sejumlah bukti rekaman video dari berbagai media dan pihaknya, terkait aksi 4 November lalu.

Polda Metro Jaya melihat ada penggunaan atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam demo yang berakhir ricuh di istana negara tersebut. Dugaan menguat saat seorang pelaku aksi ricuh tersebut mengaku dari HMI.

Pada Aksi Bela Islam jilid II tersebut, sekelompok massa pendemo yang terlihat memegang bendera HMI mencoba menembus pertahanan pagar beton dan kawat berduri di depan Istana Negara.

Aksi mereka tampak cukup agresif dan terlihat menimbulkan gejolak pada aksi yang awalnya berlangsung damai tersebut. ***

Editor:
Fanny R Sanusi



Kategori : Nasional
wwwwww