Kisah Hidup Dahlan Iskan: Dari Anak Miskin hingga Jadi Menteri

Kisah Hidup Dahlan Iskan: Dari Anak Miskin hingga Jadi Menteri

Dahlan Iskan.

Jum'at, 28 Oktober 2016 03:45 WIB
SURABAYA, POTRETNEWS.com - Dahlan Iskan adalah sosok mantan menteri yang cukup fenomenal. Berbagai gebrakan dibuatnya. Kisah hidupnya yang penuh liku mulai dari hidup yang amat susah sampai menderita penyakit yang hampir membuatnya kehilangan nyawa namun bisa menjadi menteri cukup menjadi inspirasi bagi banyak orang. Beberapa buku pun memuat biografi Dahlan Iskan. Berikut adalah kisah hidupnya. BACA JUGA:

. Jadi Tersangka, Dahlan Iskan Ditahan, ”Saya Sudah Lama Diincar Penguasa”

Masa kecil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan mengalami masa hidup yang sulit ketika ia masih kecil. Jangankan untuk bermain mainan seperti anak-anak lainnya, Dahlan justru hanya memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung.

Ketika sekolah bahkan ia tidak mempunyai sepatu. Sementara ia harus berjalan kaki puluhan kilometer tanpa alas kaki untuk menuju ke sekolahnya. Bisa dibayangkan betapa sakitnya kakinya yang setiap hari harus berjalan sejauh itu, mungkin menginjak batu atau ranting.

Maka untuk memiliki sepatu adalah cita-cita yang amat tinggi baginya saat itu. Namun Ayahnya hanya seorang buruh serabutan yang mendapat penghasilan seadanya, sementara ibunya bekerja sebagai pengrajin batik di desanya. Sulit bagi kedua orang tua ini untuk membelikan sepatu yang saat itu termasuk benda dengan harga mahal.

Penderitaannya semasa kecil bukan hanya itu, sepulang sekolah Dahlan Iskan harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput, menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya.

Dahlan Iskan Mulai Berkarier
Setamat SMA Dahlan kuliah di IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Namun kuliahnya tidak tamat karena kesibukan di berbagai hal. Dahlan Iskan pun hijrah ke Samarinda, Kalimantan Timur. Di sana ia menjadi reporter surat kabar lokal.

Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Dahlan pun diangkat sebagai kepala biro Tempo Jatim karena tulisan-tulisannya banyak diminati pembaca.

Dahlan Iskan memimpin Jawa Pos
Jawa Pos adalah koran yang hampir bangkrut. Pada tahun 1982, The Chung Shen pemilik Jawa Pos merasa tak mampu lagi mengurus usahanya yang semakin merugi. Akhirnya Jawa Pos pun dijual.

Jawa Pos akhirnya dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Eric Samola melihat prestasi Dahlan Iskan selama bekerja di Jawa Pos sangat baik dan Eric melihat Dahlan punya keinginan untuk berbuat lebih, maka dari itu pada tahun 1982 Dahlan Iskan dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.

Saat awal memegang tanggung jawab itu, Jawa Pos nyaris bangkrut. Oplahnya saja hanya 6.800 eksemplar. Dan tak banyak orang yang tahu Jawa Pos. Saat itu di sebelah kantor Jawa Pos ada sebuah bank yang bernama Bank Karman. Orang jauh lebih mengenal Bank Karman dibanding Jawa Pos saat itu. Namun Dahlan pun bertekad bahwa suatu saat Jawa Pos akan bangkit lagi dan jauh lebih dikenal dibanding Bank Karman.

Dahlan Iskan langsung membuat gebrakan. Saat itu kebiasaan orang membaca koran adalah di sore hari yaitu di saat-saat santai pulang kerja. Dan hampir semua koran saat itu terbit di sore hari. Namun Dahlan mengusulkan kepada seluruh stafnya untuk menerbitkan koran Jawa Pos di pagi hari. Ia ingin memberikan kesan bahwa Jawa Pos memberikan berita yang lebih cepat dan aktual. Namun usulan itu tak serta merta diterima. Pasalnya kebiasaan membaca koran pada saat itu adalah di sore hari.

Akhirnya Jawa Pos terbit di pagi hari. Awalnya masyarakat terkejut ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di pagi hari karena agar masyarakat tau berita lebih cepat dan up to date.

Pelan-pelan masyarakat pun mulai terbiasa membaca koran di pagi hari. Saat itu Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset saat ia pertama kali memimpin Jawa Pos di tahun 1982 yaitu mencapai 10,6 miliar.

Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos yang hampir bangkrut menjadi surat kabar yang sukses. Selain itu Dahlan juga berhasil mengubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi pagi. Koran lain yang awalnya terbit sore juga ikut terbit pagi hari.

Pada tahun 1993 saat usianya 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos karena ia ingin memberikan kesempatan pada orang yang lebih muda untuk berkarya. Selaini itu Dahlan Iskan ingin fokus mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran saja, kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain. Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar, tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dahlan Iskan membangun gedung pencakar langit dengan nama Graha Pena untuk pusat aktivitas JPNN pada tahun 1997. Dahlan Iskan juga membangun gedung serupa di Jakarta untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.

Selain itu Dahlan juga melirik media elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV, di Batam yaitu Batam TV, di Makassar, di Palembang yaitu PTV, dan Parahyangan TV di Bandung juga di kota-kota lainnya. Jumlah stasiun televisi lokal yang didirikan mencapai 34 stasiun televisi lokal.

Selain di bisnis media, Dahlan Iskan juga mengembangkan usahanya ke bisnis real estate dan hotel,. Dahlan Iskan juga memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima.

Dahlan Iskan Memimpin PLN
Keberhasilan Dahlan Iskan memimpin Jawa Pos yang tadinya hampir bangkrut menjadi group perusahaan yang amat berkembang membuat namanya melambung. Bahkan namanya pun menarik perhatian presiden SBY saat itu. Di saat banyak masyarakat yang mengeluh karena seringnya listrik mati, dan dirut PLN saat itu pun banyak menuai kritikan, akhirnya presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan untuk membenahi PLN dengan mengangkatnya sebagai Dirut PLN.

Di hari pertama memimpin, Dahlan Iskan membuat gebrakan. Ia membuat beberapa program di antaranya bebas bayar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan, gerakan sehari sejuta sambungan, pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.

Selain itu saat memimpin PLN Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011 yang saat dipimpin dirut yang sebelumnya PLN hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau. Dan fakta unik yang menarik adalah ternyata selama memimpin PLN Dahlan Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.

Selama dipimpin Dahlan Iskan PLN banyak mengalami kemajuan. Ia hanya memimpin PLN selama 2 tahun saja. Selanjutnya Presiden SBY menunjuknya untuk menjadi menteri BUMN.

Dahlan Iskan Menjadi Menteri BUMN
Saat menjabat sebagai menteri BUMN pun ia memilik banyak program. Salah satunya ia ingin membersihkan BUMN dari korupsi.

Nama Dahlan Iskan mulai semakin dikenal masyarakat ketika ia melihat di jalan tol mobil-mobil mengantre sementara ada pintu tol yang ditutup. Ia pun spontan membuka pintu tol tersebut hingga mobil lainnya bisa masuk. Sejak saat itu ia dikenal sebagai menteri yang spontanis.

Salah satu program yang cukup diberitakan saat itu adalah mobil listrik nasional. Ia sadar bahwa bahan bakar fosil suatu saat akan habis dan ia mencanangkan program mobil listri nasional. Enginer-enginer handal Insoneisia diajaknya untuk mengembangkan mobil nasional. Salah satunya adalah Ricky Elson yang saat itu sudah dipercaya bekerja di Jepang.

Prototipe mobil listrik yang diberi nama Tuxuci pun jadi. Dahlan iskan pun ikut mencobanya saat itu. Namun sayang, mobil yang dikendarainya mengalami kecelakaan karena rem blong. Beruntung ia dan rekannya tidak mengalami luka yang berarti. Namun projek mobil listrik nasional terus dijalankan. Setelah Tuxuci, prototipe mobil listrik yang berikutnya dinamakan Selo.

Dahlan Iskan Menderita Penyakit
Di tengah sepak terjangnya yang begitu aktif, mungkin tak banyak orang yang tau kalau beliau pernah menderita penyakit yang membuatnya hampir kehilangan nyawa. Ia mengalami muntah darah.

Setelah melakukan pengecekan kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu, hati yang telah rusak juga sudah dipenuhi kanker. Saat itu ia pun divonis dokter hanya bisa hidup sekitar enam bulan, atau paling lama dua tahun. Dokter pun menyarankannya untuk melakukan transplantasi. Operasi itu tentu sangat berisiko tinggi. Di sisi lain mencari donor hati amatlah sulit. Tapi akhirnya transplantasi hati itu berhasil berjalan dengan baik.

Dahlan Iskan Menjadi Calon Presiden
Pada saat pemilu 2014 lalu, Dahlan Iskan sempat mengikuti seleksi calon presiden yang diadakan oleh partai Demokrat. Ia memang bukan orang partai, ia pun memanfaatkan kesempatan seleksi terbuka tersebut.

Dahlan pun menjadi kandidat favorit dan terpilih menjadi calon presiden dari Partai Demokrat dengan mengungguli pesaing lainnya. Namun langkahnya harus terhenti karena perolehan suara Partai tersebut tidak memungkinkan untuk mencalonkan presiden.

Dahlan Iskan Terjerat Kasus Korupsi
Dari kisah hidup Dahlan Iskan yang semasa kecil hidupnya susah namun bisa memimpin perusahaan yang tadinya hampir bangkrut namun jadi berkembang luar biasa, kemudian memimpin BUMN hingga menjadi menteri BUMN, dan sepak terjangnya banyak yang membuat masyarakat kagum, banyak orang yang terkejut ketika Dahlan Iskan ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan gardu PLN oleh kejaksaan tinggi DKI Jakarta.

Menurut Kejaksaan, penyimpangan ditemukan antara lain ketika penandatanganan kontrak pembangunan gardu induk pada 2011, tetapi lahannya belum dibebaskan. Dahlan dianggap bersalah karena melanjutkan proyek untuk menghindari pemadaman bergilir ketika lahannya belum dibebaskan. Kasus ini ditangani Kejaksaan Tinggi Jakarta.

Bukan hanya itu, projek mobil listrik nasional yang diusungnya pun menjadi dipermasalahkan. Jaksa menganggap Dahlan menyalahgunakan wewenang sebagai menteri dengan menunjuk langsung penyedia mobil listrik tanpa melalui tender.

Saat memimpin PLN dan BUMN Dahlan memang sempat mengatakan kalau dirinya siap dipenjara. Dahlan memang dalam memimpin sering “mendobrak aturan” yang dapat menghambat pekerjaan. Keputusannya memang berani, namun hal itu justru menjadi boomerang baginya.

Itulah sekelumit kisah hidup Dahlan Iskan yang mengandung banyak inspirasi. Ia sudah mengalami menjadi anak yang sangat miskin, pernah pula hampir mati karena penyakitnya. Dan kini penetapannya sebagai tersangka (dan sejak malam tadi sudah ditahan, red) menjadi babak baru dalam hidupnya. Apakah ini ujian baru baginya ataukah hukuman?

Editor:
Fanny R Sanusi

Sumber:
Berbagai sumber

Kategori : Nasional
wwwwww