Diburu Orangtua Korban Vaksin Palsu, Para Dokter Spesialis Anak Ketakutan dan Menghilang dari Rumah Sakit

Diburu Orangtua Korban Vaksin Palsu, Para Dokter Spesialis Anak Ketakutan dan Menghilang dari Rumah Sakit

Pihak rumah sakit memberikan keterangan terkait penggunaan vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta, Kamis (14/7).

Senin, 18 Juli 2016 08:00 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Setelah kasus vaksin palsu terungkap, para dokter anak di RS Harapan Bunda hilang bak ditelan bumi. Mereka sulit dihubungi para orangtua yang merasa menjadi korban vaksin palsu. Karena itu, para orangtua tersebut mendesak pihak rumah sakit untuk dipertemukan dengan para dokter. Ini dianggap penting guna mengetahui apakah vaksin yang diberikan dokter kepada buah hatinya palsu atau tidak.

Para orangtua korban vaksin palsu di Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur mengeluhkan sulitnya berkomunikasi dengan para dokter spesialis anak, yang biasa menangani vaksinasi buah hati mereka.

Mereka mengatakan para dokter tersebut belakangan 'menghilang', seperti tidak mau menjawab telepon dan membalas pesan singkat para orangtua anak.

"Kami minta difasilitasi dengan dokter-dokter spesialis anak di rumah sakit ini. Kami mau konsultasi, mau tahu anak kami disuntikkan vaksin palsu atau tidak," pinta seorang ibu muda saat pihak RS Harapan Bunda mengadakan konferensi pers di Jakarta Timur, Sabtu 16 Juli 2016.

Direktur Utama RS Harapan Bunda dokter Fina mengatakan, dirinya sudah mengimbau para dokter spesialis anak untuk melayani konsultasi para pasien sebaik mungkin, sejak rumah sakit itu disebut-sebut sebagai pengguna vaksin palsu.

"Kami sudah mengimbau dokter untuk melayani semua pasien," kata dokter Fina yang didampingi Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana itu.

Tetapi pernyataan Fina langsung dibalas dengan tudingan-tudingan dari para orangtua korban, yang memang sejak awal emosi dan kecewa dengan perlakuan RS Harapan Bunda kepada mereka.

"Mana? Di Whatsapp (WA) online tapi tidak buka-buka WA kami. Kabur keluar negeri kali dokternya. Kami minta pihak rumah sakit pertemukan kami dengan semua dokter spesialis anak. Jangan-jangan dokternya sedang di polisi semua," ujar seorang bapak.

Menanggapi tuntutan para orangtua korban, dokter Fina akhirnya mencoba menenangkan dengan menyatakan, pihaknya akan mengupayakan pertemuan para orangtua korban dengan para dokter spesialis anak.

"Baik, akan kami coba koordinasikan," tutup Fina.***


editor: wawan s
sumber: liputan6.com

Kategori : Nasional
wwwwww