Home > Berita > Riau
Hadir di Tengah Warga Lewat Aksi Nyata, Pemerintah Kabupaten Pelalawan Dirikan Posko Evakuasi dan Rumah Oksigen untuk Korban Asap

Ketika Oksigen seperti Barang Mewah Lebih Mahal dari Emas

Ketika Oksigen seperti Barang Mewah Lebih Mahal dari Emas

Bupati Pelalawan, Riau, HM Harris mencontohkan penggunaan alat bantuan pernafasan menggunakan oksigen di posko evakuasi dan rumah oksigen, di Gedung Daerah Laksmana Mangkudiraja, Jl Abdul Jalil, Kota Pangkalankerinci, Jumat (30/10/2015).

Senin, 02 November 2015 06:58 WIB
Advertorial
PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com - Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Riau, benar-benar membuat masyarakat babak belur dalam tiga bulan ini. Pelan tapi pasti, dari hari ke hari bahkan dalam hitungan jam, kabut asap menggoreskan kisah sedih dan memilukan. Berita kematian anak balita bahkan orang dewasa akibat terpapar asap, muncul satu per satu ke permukaan.

Anak-anak yang terpaksa harus ”diungsikan” orang tuanya ke tempat yang aman, menegaskan jika kabut asap yang menyerang daerah-daerah di Indonesia, salah satunya Riau, luar biasa parah.

Langkah penyelamatan oleh orang tua terhadap buah hatinya idealnya memang harus dilakukan semua orang jika ingin generasi penerusnya sehat dan berumur panjang. Namun, tak semua kita memiliki ekonomi memadai untuk biaya hijrah sementara dan hidup di pengungsian.

Kebakaran hutan dan penyebab kabut asap membuat udara bersih sulit didapatkan. Akhirnya, masyarakat-lah yang menjadi korban. Terutama, anak-anak, wanita, dan lansia yang sangat rentan bila menghirup udara yang banyak mengandung partikel-partikel berbahaya seperti karbon dioksida (CO2) tersebut. Bagi mereka yang menjadi korban, oksigen seakan menjadi suatu yang sangat berharga. Bahkan, bisa jadi lebih mahal dari emas.

Masyarakat korban asap, yang tak bisa berbuat banyak menghadapi ”serangan” kabut asap, tentu amat berharap pada keseriusan dan kepedulian pemerintah untuk membantu dengan aksi konkret.

Langkah nyata atau keseriusan yang dimaksud, pastinya bukan sekadar menunjukkan wujud kehadiran pemerintah di tengah-tengah warga korban asap, tetapi lebih dari itu.

Menjawab keinginan riil dari masyarakat korban asap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan, Provinsi Riau, mendirikan posko evakuasi, yang berada di Gedung Daerah Laksmana Mangkudiraja, Jl Abdul Jalil, Pangkalankerinci, Ibu Kota Pelalawan, terpaut sekitar 80 km arah timur dari Pekanbaru, Jumat (30/10/2015) lalu.

Seperti barang mewah lebih mahal dari emas, baru saja posko evakuasi dan rumah oksigen dibuka, korban asap langsung ”menyerbu” alat bantuan pernafasan menggunakan oksigen yang tersedia di sana. Kebanyakan yang datang ke posko adalah kaum ibu-ibu dan anak-anak, rata-rata dari warga mengeluhkan sesak pernafasan. Warga terlihat betah berlama-lama di tempat itu. Penyebabnya mungkin karena petugas yang melayani mereka sabar, cekatan dan ramah.

/assets/imgbank/02112015/potretnewscom_793rb_42.jpg
Bupati Pelalawan, Riau, HM Harris (pakai baju teluk belanga/koko) menyaksikan tim medis di posko evakuasi dan rumah oksigen yang tengah memeriksa kesehatan warga korban asap.

Hari itu, warga tampak benar-benar bergembira. Wajah mereka cerah. Secerah cuaca Pangkalankerinci setelah diguyur hujan selama dua hari berturut-turut. Patut dimaklumi, kondisi inilah yang membuat masyarakat merasa lega. Hidup bebas dan merdeka tanpa dibayangi ketakutan bahaya kabut asap.

Korban asap benar-benar memanfaatkan posko evakuasi yang sebenarnya adalah aula pertemuan disulap jadi posko untuk menampung para pengungsi. Di sini tersedia fasilitas seperti tempat tidur, pendingin udara, oksigen, dan tim medis.

"Langkah-langkah kita dalam penanganan darurat bencana pencemaran udara dan kabut asap, salah satunya menyediakan rumah oksigen ini. Semoga bermanfaat buat masyarakat," ujar Bupati Pelalawan, HM Harris, Jumat (30/10/2015). Beberapa kali pengamatan, Harris tampak asyik menikmati kegembiraan warganya yang antre menggunakan oksigen.

Menurut bupati, langkah yang diambil pemkab merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden untuk segera membuka posko evakuasi dalam upaya menyelamatkan warga korban asap.

Harris membeberkan, selain mendirikan rumah oksigen, seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Pelalawan juga melayani 24 jam. "Kita sudah mengimbau seluruh puskesmas untuk buka 24 jam dan juga menyediakan oksigen. Tak hanya di kota saja, masyarakat yang ada di desa-desa juga mendapatkan pelayanan yang sama," kata dia.

Instruksi yang sama juga ditujukan ke seluruh camat. Isinya, segera melakukan penanganan terhadap masyarakatnya yang telah menjadi korban kabut asap. "Kita juga menginstruksikan para camat, kalau ada warganya yang terkena ISPA (infeksi saluran pernafasan akut, red) harus segera ditangani," ucap Harris yang saat itu didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Tengku Mukhlis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Damkar Pelalawan Hadi Penandio serta beberapa pejabat.

Harris yang juga mantan Ketua DPRD Pelalawan menyebut, hari ini (maksudnya, Jumat, 30/10/2015) ada belasan warga yang datang. Umumnya meskipun tidak menginap, mereka tetap melakukan cek kesehatan. "Kita di posko ini menyediakan tim medis serta obat-obatan dan berbagai kebutuhan bayi," tutur Harris.

Kendati saat ini asap menipis, kata Harris, pihaknya tetap mengaktifkan posko sampai asap benar-benar hilang. Sebab, bukan tidak mungkin, sekalipun titik panas jauh berkurang (di Riau), di provinsi lain belum tentu titik api benar-benar hilang.

"Selama ini kondisi asap selain dari wilayah kita sendiri, juga diperparah dari kiriman provinsi tetangga. Kita baru akan mengevaluasi kembali, jika Pemprov Riau telah mencabut status darurat asap," imbuh Harris.

Masih menurut Harris, posko evakuasi ini tidak semata-mata untuk masyarakat yang ada di Pangkalankerinci. Namun posko evakuasi ini juga untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Pelalawan.

"Bagi masyarakat di luar Pangkalankerinci, dipersilakan berkoordinasi dengan pihak kecamatan atau puskesmas bila ingin dievakuasi jika asap kembali pekat. Tim evakuasi kita akan menjemput warga," ucapnya.

"Kami persilakan warga untuk cek kesehatan. Bila hasil cek dokter ada warga yang harus dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, kita rujuk langsung ke RSUD tanpa biaya," kata Harris.

Bupati Harris juga mengatakan, dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan, Pemkab Pelalawan melakukan imbauan dan turun langsung ke lapangan.

"Kita dari pemerintah juga telah membuat kantong-kantong air di lahan masyarakat. Ada pertanyaan yang selalu muncul, kenapa masih ada kebakaran? Jawabannya, karena tidak adanya kantong air. Peralatan lengkap saja tidak cukup,” tandasnya.

Pada bagian lain, Harris mengisyaratkan pemerintah bakal membantu kelompok pertanian masyarakat yang gagal panen akibat kebunnya terbakar. Menurut dia, saat ini pemkab tengah memikirkan solusi apa yang bakal diberi ke petani.


/assets/imgbank/02112015/potretnewscom_lkslz_44.jpg
Warga Pangkalankerinci dan sekitarnya antre menggunakan oksigen di posko evakuasi dan rumah oksigen.

Kebijakan pemkab membuat posko evakuasi dan rumah oksigen mendapat tanggapan positif dari masyarakat Pelalawan.

"Alhamdulillah, dua hari ini cuaca cerah. Tak ada lagi asap. Sekarang kami tidak lagi khawatir keluar rumah untuk membawa anak-anak bermain. Asap hilang, oksigen datang,” kata Nurainun, (37) warga Pangkalankerinci, saat ditemui sekitar posko.

Sementara, data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, yang dirilis pada Kamis (28/10/2015), korban dampak asap Kabupaten Pelalawan sebanyak 3.362 jiwa. Jumlah itu terdiri dari, ISPA 2.723 orang, pneumonia (86), asma (111), iritasi mata (200), dan iritasi kulit (242). ***

wwwwww